03 Mei 2008

Taufik Ismail 55 Tahun dalam Sastra Indonesia

Edisi Mei 2008


Tahun 2008 ini, Taufiq Ismail genap 55 tahun berkiprah dalam panggung kesusastraan dan kebudayaan Indonesia. Melalui sastra dia ambil bagian dalam isu-isu penting negeri ini. Puisi-puisinya menggemakan respons terhadap situasi politik yang genting di tahun 1960-an dan 1990-an. Puisi-puisi Taufiq adalah saksi tentang situasi sosial-politik Indonesia. Namun demikian, Taufiq tak hanya terlibat dalam isu-isu politik tanah air. Ia juga berbicara tentang banyak tema lain, yaitu cinta, alam, kemanusiaan, agama, dan Tuhan.

Tidak itu saja, salah seorang pendiri majalah Horison (1966) ini, juga menulis cerpen, drama, esai serta kolom dengan lanskap tema yang cukup melimpah dan beragam. Taufiq juga menerjemahkan puisi, cerpen, dan buku Islam. Dia terbilang penulis dan editor produktif yang telah menerbitkan 14 judul buku. Dia juga penyair aktif membacakan puisi di berbagai festival sastra dan forum, di 24 kota Asia, Eropa, Amerika, Australia dan Afrika sejak 1970.

Menandai 55 tahun kiprahnya di panggung kesusastraan dan kebudayaan Indonesia ini, beberapa kegiatan apresiasi dan ilmiah diselenggarakan, antara lain: lomba karya tulis mahasiswa, seminar nasional, penerbitan buku, dan pembacaan puisi.

Lomba Karya Tulis Mahasiswa tentang Taufiq Ismail dalam sastra dan Kebudayaan Indonesia. Lomba yang memperebutkan total hadiah Rp 25 juta telah berakhir pengiriman naskahnya pada 30 Maret lalu.
Buku karya Taufiq Ismail yang diterbitkan adalah Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit , terdiri dari empat jilid; Jilid 1 (Himpunan Puisi 1953-2008), Jilid 2 & 3 (Himpunan Tulisan 1960-2008), dan Jilid 4 (Himpunan Lirik Lagu), serta buku Rerumputan Dedaunan (Antologi Puisi Terjemahan Penyair Amerika). Peluncuran buku-buku tersebut dilaksanakan di Aula Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, pada 14 Mei mendatang. Prosesi peluncuran buku ini dirangkai dengan Pidato Kebudayaan oleh Anies Baswedan PhD (Rektor Universitas Paramadina Jakarta) dan Emha Ainun Nadjib.

Seminar Nasional bertema Taufiq Ismail 55 Tahun dalam Sastra Indonesia diselenggarakan di Jakarta dan Padang. Di Jakarta, seminar dilaksanakan di Auditorium Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta Pusat, pada 17 Mei. Seminar ini akan dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional, Prof Dr Bambang Sudibyo MBA, sekaligus sebagai keynote speaker. Sebagai pembicara, antara lain: Prof Suminto A Sayuti (Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta), Prof Arief Rachman (Guru Besar Universitas Negeri Jakarta dan Ketua Harian Unesco Indonesia), Prof Budi Darma (Novelis dan Guru Besar Universitas Negeri Surabaya) dan Yudi Latief PhD (pengamat budaya).

Sementara di Padang, Seminar Internasional diselenggarakan di Studio TVRI, Padang, Sumatera Barat pada 28 Mei. Hadir sebagai keynote speaker Dr Fasli Jalal PhD (Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdiknas). Sebagai pembicara antara lain: Dr Rebecca Fanany (Swinburne University Australia), Darman Moenir, Dr Ismet Fanany MA (Deakin University, Melbourne), Drs Yulizal Yunus MA (IAIN Imam Bonjol Padang), Dr Ir Raudha Thaib MP/Upita Agustine (Universitas Andalas, Padang). Seminar ini akan dibuka oleh Gubernur Sumatera Barat, H Gamawan Fauzi SH MH. Seminar ini gratis, bagi dosen dan guru disediakan sertifikat seminar.

Setelah seminar, khusus di Padang, acara dilanjutkan dengan Pembacaan Puisi-puisi Taufiq Ismail, pada 28 Mei. Selain sastrawan di Sumbar, pembacaan puisi karya Taufiq juga akan dilakukan oleh pejabat dan tokoh masyarakat, di antaranya Gubernur Sumbar, Rektor Unand, Rektor UNP dan Rektor IAIN. Malam pembacaan puisi ini dimeriahkan oleh pentas Grup Pentas Sakral dan Grup Awra Voice.

Informasi selanjutnya hubungi Panitia 55 Tahun Taufiq Ismail dalam Sastra Indonesia/Majalah Sastra Horison, Jl. Galur Sari II No. 54 Utan Kayu Selatan, Jakarta Timur 13120 telp. (021) 859.030.45 faks. (021) 858.3437. (*)

Sumber teks: nirwansyahputra.wordpress.com
Sumber foto: www.tokohindonesia.com

Tidak ada komentar: