PONTIANAK, KOMPAS.com--Wali Kota Pontianak
Sutarmidji menyatakan kegembiraannya seiring ditunjuknya kota itu
sebagai tuan rumah penulisan puisi raksasa atau "the giant poem" dari
empat kota di Indonesia.
"Kota Pontianak malah kota pertama
penulisan giant poem di Indonesia yang dirangkai dengan peringatan
peristiwa kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak," kata
Sutarmidji di Pontianak, Kamis.
Ia berharap, semoga dengan
diselenggarakannya penulisan puisi sepanjang 100 meter itu bisa menjadi
daya tarik tersendiri dalam memancing minat wisatawan lokal maupun
mancanegara untuk berkunjung ke Tugu Khatulistiwa Pontianak.
Kegiatan
penulisan puisi "raksasa" awalnya dilaksanakan di Mexico City lima
tahun lalu yang bersifat kolektif dan simultan dengan panjang sekitar
120 meter.
Hingga saat ini cara serupa sudah dilaksanakan di 35
kota di 18 negara yang didukung oleh United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan UNICEF (The United
Nations Children’s Fund), kementerian dan universitas di sejumlah
negara, dan telah diikuti sekitar 90 ribu orang dari 39 bahasa.
Puisi
itu telah ditulis sepanjang 4,5 kilometer dan telah diliput sekitar 200
media. Kota Pontianak merupakan kota ke-36 dan merupakan kota pertama
yang dilintasi garis khatulistiwa.
Di Indonesia, Kota Pontianak
yang pertama, kemudian disusul Bali (24 September), Borobudur (26
September), dan Jakarta (28 September).
Penulisan puisi tersebut
tidak boleh mengandung unsur politik atau kritik terhadap siapapun,
lebih memilik tema perdamaian, persahabatan antarsesama, penyatuan
antarpenduduk yang berada di belahan bumi utara dan belahan bumi
selatan.
Sementara itu, salah satu utusan dari UNESCO Angel Arenas
yang merupakan pemrakarsa penulisan puisi secara massal mengatakan,
matahari merupakan sebagai simbol pemersatu antarnegara dan budaya.
"Hanya ada satu matahari di dunia ini dan matahari milik semua orang di dunia ini," ujarnya.
Sehingga
peristiwa alam berupa kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak
merupakan momen spesial untuk diselenggarakannya penulisan puisi secara
massal.
"Setiap orang silakan menuliskan perasaannya, seperti
tentang keindahan dan mencurahkan perasaannya dalam bentuk puisi," kata
Angel.
Sumber Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar