Koalisi
Masyarakat Puisi Palembang kembali akan menggebrak publik sastra Palembang
dengan meluncurkan antologi puisi “Luka Kemanusiaan untuk Rohingya” yang
diterbitkan oleh Yayasan Pustaka Indonesia. Peluncuran buku disertai pembacaan
puisi itu, akan diselenggarakan pada Minggu (10/12) ini di gedung DPRD
Sumatera Selatan, lantai 3.
Selain pembacaan puisi
oleh beberapa penyair terkemuka Indonesia seperti Isbedy Stiawan ZS (Lampung), Syarifuddin Arifin (Sumatera Barat), Shafwan Hadi Umry
(Sumatera Utara), Lily Siti
Multatuliana
(Jakarta), Anto Narasoma (Palembang),
dan lain-lain acara peluncuran akan diwarnai dengan pertunjukan teaterikal puisi dari SMAN Sumatera Selatan serta “Refleksi
Kemanuisaan Hari Ini” oleh H.M. Giri Ramanda N Kiemas, Ketua DPRD Sumatera
Selatan.
Menurut
Anwar Putra Bayu selaku koordinator Koalisi Masyarakat Puisi Palembang yang
juga bertindak sebagai editor buku bahwa gagasan penerbitan
antologi puisi ini muncul setelah usai acara Silahturahmi Puisi pada 2
Sepetember 2017 di Palembang. Dari pertemuan itulah ada keinginan untuk
menerbitkan antologi puisi sebagai wujud solidaritas terhadap tragedi
kemanusiaan yang dialami oleh masyarakat muslim Rohingya di Myanmar. Kekerasan
yang berujung pada genosida (pembantain)
itu pada etnis Rohingya oleh milter Myanmar mengundang keprihatinan semua
orang.
“Sebagaimana
kita ketahui melalui media televisi, media cetak, dan media sosial, bahwa
kekerasan yang dialami oleh muslim Rohingya telah melahiran banyak dukungan
serta protes keras dari berbagai negara atas tindakan keji tersebut. Ekspresi
dukungan dan protes itu diungkapkan dengan berbagai cara, antara lain adanya
unjuk rasa besar-besaran, penggalangan dana dan bantuan-bantuan.” Ungkap Anwar
kemarin di ruang Humas DPRD Susmel.
Penerbitan
antologi puisi ini, kata Anwar Putra Bayu, tidak lain juga bagian dari ungkapan sebagai
bentuk kepedulian serta sikap prihatin terhadap
muslim etnis Rohingya atas pembantaian yang dilakukan oleh militer itu,
meski melalui puisi, namun setidaknya ungkapan ekspresi para penulis dalam
antologi itu menyatakan serta mewakili perasaan dan pikiran terhadap peristiwa
itu.
“Di
sisi lain, mungkin kita berharap antologi ini bisa menjadi media untuk
menyuarakan sikap keprihatinan serta sikap protes kita terhadap tragedi
kemanusiaan di Myanmar melalui puisi. Itu sebabnya peluncuran buku kita akan
mengambil moment peringatan hari HAM Internasional,” jelas Anwar kemudian.
Dia
menambahkan, penerbitan buku puisi itu menghimpun 37 penulis dari berbagai
kalangan dan daerah, bahkan luar negeri seperti Malaysia dan Thailand, dengan
kata lain bahwa para penulis yang telah menyumbangkan puisinya tidak hanya
khusus dari kalangan penyair saja seperti Eddy Pranata PNP (Cilacap), Rini
Intama (Tanggerang), Marlin Dinamikanto (Jakarta), Jasni Matlani (Sabah),
Phaosan (Pattani), Hafney Maulana (Riau), dan lain-lain. Namun, ada juga dari
kalangan pendidik, ibu rumah tangga, pengusaha, mahasiswa, dan pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar